Roma 12:10
(TB) Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling
mendahului dalam memberi hormat.
Sebenarnya ini
adalah lanjutan dari khotbah sebelumnya nah masalah muncul karena minggu kemarin saya
tidak bergereja. Tapi Ps. Jose Carol memberikan penggalan inti khotbah kala minggu lalu.
Ciri-ciri
orang yang hidup antara lain adalah
1. Selalu
melihat ke depan. Visi dan mimpi harus dimiliki. Bangsa yang hidup selalu
melihat kedepan. Organisasi yang hidup selalu melihat kedepan.
2. Ada gairah,
semangat dan passion disitu. Kehidupan bukan program tapi lebih kepada gairah
yang terkandung didalamnya. Persembahan yang hidup itu adalah yang memiliki
gairah/semangat ada dalamnya. Masih ingat bakar ketika sedang membakar sate kan. Ada
lemak yang menetes lantas jatuh mengenai api lalu menimbulkan asap yang harum. Nah asap yang wangi
itulah bau yang harum yang disukai.
3. Berpengharapan
adalah ciri berikutnya. Kalau tidak memiliki pengharapan sama saja mati. Ketidakberdayaan
memang tidak bisa dielakkan tapi orang yang hidup dapat memilih untuk kecewa,
menyerah atau terus berpengharapan. Boleh Helpless tapi jangan sampai
Hopeless.
Ciri-ciri
karakteristik orang yang hidup, ini yang akan dibahas.
Sebelumnya
kita baca dulu, Lukas 13:6-9 (TB) Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini:
"Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang
untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur
itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak
menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan
percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan
mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan
ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
1.Segala
sesuatu yang hidup harusnya produktif. karena didalamnya sudah ada investasi segala sesuatu yang diperlukan. Setidaknya waktu, sebab waktu adalah
valuta yang paling berharga. Kita semua sama mendapatkan waktu 24 jam dalam
sehari.
Untuk waktu dengan siapa kita menghabiskan, maka lihat kita diri kita sekarang.
Kita
dituntut untuk kritis menganalisa hubungan yang kita bina selama ini. Apakah
hubungan yang sudah ada berbuah atau tidak? Makanya dalam nats diatas
diberikan waktu lagi untuk dicangkul dan lihat nanti ada tidak perubahannya.
2. Harus sehat.
Tidak hanya sekedar hidup. Petani tadi melihat sesuatu masalah bukan di tangkai
ataupun dahannya. Ia melihat di kedalaman yang tidak kelihatan (tanah dan
akarnya). Sama seperti orang bukan perihal yang terlihat bermasalah terkadang
yang tidak kelihatan jauh didalam hati dan pikiran seseorang itulah yang
menjadi masalah
Matius 13:23 (TB) Yang
ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan
mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam
puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Amsal 4:23 (TB) Jagalah hatimu
dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Ditampilkan juga video mengenai seorang
tunawisma yang mau memberi dari sedikit apa yang dia miliki. Diceritakan ada tunawisma yang tiba-tiba dapat uang di tas (padahal ada seseorang yang meletakkannya disana) lalu tuna wisma ini belanja keperluannya dan kembali ke bangku tempat awal.
Lalu skenario berikutnya muncul anak muda yang pura-pura kesulitan tentang biaya pengobatan sang anak. Siapa sangka tuna wisma ini mengembalikan semua barang yang sudah dibeli dan memberikan uang kepada pemuda itu.
3. Kehidupan
itu menular. Kehidupan baik itu menular tapi masalah juga bisa menjalar.
Masih ingat cerita Daud dan Saul
kan. Ketika mereka pulang dari perang dan Daud yang dipuji lebih dari Saul
membuat Saul sakit hati dan membuat ia iri dengki.
Jangan membanding-bandingkan karena
bisa mendatangkan kehidupan atau kematian.
Pelayanan bisa mati, gereja dapat
mati kalau membiarkan iri hati datang ketika dibanding-bandingkan. Ketika iri kena dihati maka akan menjalar kemana mana dan akan menimbulkan kematian.
Terakhir Ps Jose menutup manis dengan pesan, Terima kritik seperti cermin kaca (artinya
seperti kita berkaca kembalikan semua ke diri sendiri) dan terima pujian seperti kaca
jendela yang selalu tembus (artinya anggap pujian itu hanya angin lalu).
Bukan perkara mudah memang untuk dipraktekkan. Tapi setidaknya sudah mendengar, dan akan sangat sia-sia kalau hanya menjadi pendengar saja tetapi bukan pelaku Firman Tuhan. Sempurnanya adalah mendengar dan melakukan yang seturut dengan FirmanNya.
Happy Sundae J .
Komentar
Posting Komentar