Langsung ke konten utama

Jangan terlalu cepat untuk menghakimi (Pointing Finger)



Banyak dari kita memiliki gambaran Tuhan yang tidak seharusnya. Seperti ketika mengalami kesulitan seolah-olah Tuhan-lah yang mendatangkan itu semua dan mengkondisikan Tuhan sebagai pribadi yang tidak baik. 

Beberapa minggu lalu kita sudah diajarkan mengenai tujuan hidup dan alasan mengapa kita hidup?

Memasuki bulan Desember dan juga berkaitan dengan Natal baiknya kita tahu alasan kenapa Yesus datang ke dunia ini?

Yohanes 3:16-17 (TB)  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Banyak dari kita memiliki gambaran Tuhan yang tidak seharusnya. Seperti ketika mengalami kesulitan seolah-olah Tuhanlah yang mendatangkan itu semua dan mengkondisikan Tuhan sebagai pribadi yang tidak baik. 

Tuhan tidak mengutus Yesus untuk menghakimi atau memisahkan tetapi menyelamatkan (berdasarkan ayat diatas).

Mengeluarkan dari tempat marabahaya menuju tempat yang aman. Keluar dari kuasa dosa masuk kedalam tempat yang aman.

Kalau Tuhan saja tidak datang untuk menghakimi mengapa kita suka menghakimi sesama kita. 

Matius 7:1-2 (TB)  "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

Lalu apakah orang yang jelas-jelas berbuat dosa kita biarkan saja karena kita dilarang menghakimi? TIDAK, Karena Tuhan memberikan roh untuk membedakan mana yang baik dan jahat. 

Amsal 27:5 (TB)  Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. 


Yohanes 7:24 (TB)  Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil."

Jadi perihal menghakimi tidak semudah yang dibayangkan tapi berdasarkan Yohanes 7 (diatas). Kalau tidak berdasarkan itu lebih baik tidak usah menghakimi. 

Ketidak tahuan akan latar belakang sesuatu membuat penilaian (penghakiman) kita terhadap sesuatu menjadi bias. 

Terlebih dengan adanya social media, banyak dari kita hanya menggambarkan diri kita dalam keadaan baik tidak keadaan sebenarnya. 

Yess, JPCC masih sepi belum banyak yang datang.


Ketidaktahuan latar belakang menjadikan kita cepat untuk koment menilai seseorang. Banyak orang sengaja atau tidak sengaja sibuk menghakimi orang lain. 

Kalau kita kita fokus untuk purpose kita, maka kita tidak akan punya waktu untuk gosip.

When you judgje another,  you don't defne them,you define your self. Unknown

Matius 7:3-5 (TB)  Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."


Roma 2:3 (TB)  Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?

Menghitung dosa orang tidak membuat kita menjadi benar.

Yakobus 4:6 (TB)  Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."  

If you judge people, you have no time to love them. Mother Theresia.

Keterbiasaan kita melihat yang jelek dari seseorang akan nenjadikan kita pribadi-pribadi yang akan sulit mengucap syukur.

Kita harus melatih diri untuk melihat kebaikan dan mengucap syukur ketimbang mengeluh keadaan yang ada. Ngga mudah tapi kita bisa. 

Yesus sendiri dengan adil  dan keren mengambil keputusan untuk tidak menghakimi dengan instan tapi membebaskan, baca Yohanes 8:11 (TB)  Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Jangan gunakan telunjuk kita (pointing Finger) untuk menghakimi.

Biarlah ini menjadi pesan bagi kita untuk tidak menjadikan telunjuk kita (Ponting Finger)  untuk menghakimi tapi menggunakan telunjuk kita untuk diarahkan kepada sumber pemecah masalah yaitu Yesus sendiri. 

Happy Sunday :) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup yang berpengaruh.

    Setelah beberapa waktu lalu menikmati pertunjukkan musikal BUN dari JPCC , kembali minggu ini berkesempatan kebaktian di JPCC Annex Room, Niko.   Pembukaan langsung diberikan ayat 1 Timotius 4:12 (TB)  Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. Minggu ini dilayani langsung oleh Ps. Jose Carol. Pengaruh adalah memiliki kemampuan atau kuasa yang bisa mempengaruhi perilaku atau pendapat orang lain. Jadi hidup ada hanya 2 pilihan, dipengaruhi atau mempengaruhi. Orang yang berpengaruh biasanya memiliki jabatan tinggi, temuan penting, atau adalah sesuatu yang membuat seseorang berbeda dari yang lain. Pengaruh itu harus memiliki indeks dampak pengaruh. 1. Change, dampak dari pengaruh yang menyebabkan seseorang terpengaruh dan berubah 2. Teritori, dampak dari perubahan lintas wilayah. 3. Berapa lama penga

Be the best (Excellent)

Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah.   Akhirnya setelah beberapa minggu istirahat, minggu ini dapat kembali merasakan siraman kasih Tuhan.  Biar agak santai, ambil kebaktian yang ke 2 jam 10.30 di Hotel Niko. Yess, dilayani oleh Ps Jefrey Rahmat.  Dibuka dengan ayat Titus 3:14 (TB)  Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah. Kalau saja di negeri ini banyak diisi oleh orang-orang excellent. Kebanyakan orang senang berada diarea rata- rata. Sementara excellent berada Jauh diatas rata-rata.

Masih tentang Tujuan Hidup

Semakin sibuk memikirkan diri sendiri semakin sulit menemukan Pupose. Karena tujuan hidup kita selalu memenuhi dan melayani orang banyak.  Efesus 4:23-24 (TB)  supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,  dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.  Purpose by Ps. Jefrey Rahmat. Siapakah saya sebenarnya? Apa potensi hidup saya? Kemana saya pergi? Apa tujuan dalam hidup saya? Atau kenapa saya dilahirkan? Biasanya muncul ketika mentok dengan permasalahan yang besar. Apa tujuan dan alasan kenapa kita dilahirkan? Kenapa saya ada? Kenapa...kenapa dan kenapa? Penting bagi kita untuk mengetahui mengapa, bukan sekedar meniru tapi mengapa sesuatu itu terjadi. Itu akan membawa pengertian kepada kita yang mencarinya. Kita dilahirkan dengan tujuan.  Atau ada rencana yang tertulis untuk kita.  Alasan kita ada hari ini karena Tuhan memiliki rencana atas kita. Kita mungkin tida