Pembacaan Firman Tuhan diambil dari Yohanes 1: 1-14.
Semua dari kita tidak ingin tinggal dalam sebuah tempat yang gelap. Pastinya akan buru-buru mencari sumber terang. Bahkan dalam kata-kata kalau tidak jelas akan mencari sumber lain untuk memperoleh penjelasan (baca: terang).
Sayangnya sumber atau segala usaha kita mencari terang atau pemecahan masalah sejati tidak menemukan hasil yang maksimal.
Bahkan pada masa Yohanes yang mengatakan Firman Tuhan kekal dan sumber kehidupan sementara filsafat Yunani mengatakan selumber masalah dapat diselesaikan dengan mempelajari filsafat.
Saat itu orang Yunani tidak sependapat dengan Yohanes.
Injil itu adalah kekuatan Allah yang sanggup menyelamatkan.
Dalam diri Allah ada segala keselamatan ada segala sesuatu yang dapat di pedomani manusia.
Tuhan merupakan kunci, segala sesuatu takkan ada kecuali adanya campur tangan Tuhan.
Filsafat sendiri yang dekat dengan ilmu pengetahuan memiliki kesombongan akan keilmuannya. Sementara Allah sendiri yang lahir dalam palungan sudah mengajarkan kesederhanaan dalam sebuah keilmuan baru.
Melalui palungan kita diajarkan melakukan hal yang tidak pernah dilakukan didunia, mulai dari mengampuni, Kesederhanaan.
Ketika Tuhan berkata "Aku sudah mengampuni" maka lakukan seperti yang Tuhan ajarkan. Sejauh mana kita mau mengampuni orang lain sejauh itu pula merefleksikan diri sebagai pengikut Yesus.
Ibadah Natal yang kita lakukan setiap tahunnya jangan hanya menjadikan Natal hanya sekedar seremonial belaka. Tetapi tidak mencerminkan teladan Yesus itu sendiri.
Perjamuan Kudus HKBP Pasar Minggu |
Didalam Dia ada hidup dan hidup itu terang manusia, ini adalah tema kita. Firman Tuhan itulah yang sesungguhnya. Terang matahari hanya sementara terang uang dibuat manusia lainnya juga hanya sementara. Tetapi terang yang datangnya dari Tuhan adalah terang sejati.
Apakah saudara-saudara sekitar kita sudah merasakan terang yang terpancar melalui kita, atau hanya kita sendiri yang merasakan terang dari Tuhan.
Keajaiban Tuhan harus dirasakan bagi orang-orang disekitar kita, bukan hanya untuk kita pribadi saja ( baca : egois).
Amin
Komentar
Posting Komentar